header

Kisah Para Peraih Beasiswa Australia : A to Z Thriving in Aussie

Konten [Tampil]

Siapa disini yang pengen dapet beasiswa kuliah ke Australia?hayuk ngumpul!! Menjadi salah satu mahasiswa penerima beasiswa Australia sungguh membanggakan. Siapa yang tidak ingin merasakan sensasi migrasi ke Australia. Berbagai cara dilakukan untuk bisa menempatkan nama sebagai peraih beasiswa negeri Kanguru itu. 

Dulu mom Queen pernah bercita-cita menjadi penerima beasiswa luar negeri. Tak tanggung-tanggung, pengen banget bisa mencicipi bisa kuliah di negerinya Ratu Elizabeth, United Kingdom, Inggris. Katanya kan 

"bermimpilah setinggi langit, kelak walaupun kau jatuh, kau mungkin akan jatuh diantara bintang-bintang" 

begitu pesan bu guru dulu. 

Namun, harapan tak sesuai kenyataan. Nyatanya mom Queen malah harus mengubur mimpi menjadi Awardee. Hanya karena mom Queen terlena dengan rayuan indahnya gaji pertama wkwk. Ada yang sama?? Ah semoga moms jangan begitu ya. 

Mom Queen salut dengan tekad dan perjuangan yang gigih dari pejuang ilmu ini agar bisa mendapat beasiswa kuliah di luar negeri. 

A to Z Thriving in Aussie

Membaca kisah para mahasiswa/i yang berkompetisi meraih Australia Scholarship for Indonesia lewat buku A to Z Thriving in Aussie benar-benar membuat mom Queen angkat topi. 

Jujur kompetisi ini tidaklah mudah, banyak hal yang harus dilakukan agar bisa lolos dalam seleksi Australia Awards Scholarship (AAS) maupun beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan(LPDP). Namun, mom Queen yakin bahwa usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Allah SWT akan memberi balasan sesuai dengan usaha yang dikerjakan.

A. A to Z Thriving in Aussie : Ragam Kisah Para Penerima Beasiswa Australia

Pernah mendengar tentang beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)? Atau Beasiswa Australia Awards Scholarship (AAS)? Yup, itu adalah beasiswa yang diberikan bagi mahasiswa berprestasi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan S2 baik dari Pemerintah Indonesia (LPDP) maupun dari pemerintah Australia (AAS).

Mom Queen pernah membaca kisah salah satu penerima beasiswa LPDP untuk jenjang S2. Ternyata selain seleksi yang ketat, juga prasyarat menjadi penerima beasiswa pendidikan kuliah S2 ini sangat banyak. Salah satunya adalah mempersyaratkan hasil test IELTS minimal 5.0. Test IELTS ini nyatanya jauh lebih rumit daripada test TOEFL. Tahu kan test TOEFL puyengnya kayak apa? Nah si IELTS ini lebih sulit lagi. 

Meski nanti di kemudian hari ketika lulus seleksi sebagai penerima beasiswa Australia, calon mahasiswa akan dibekali dengan pelatihan yang disebut PDT ( Pre-Departure Training). Tujuan dari PDT ini adalah untuk mempersiapkan para penerima beasiswa untuk meningkatkan kemampuan bahasa, cara berpikir kritis, serta adaptasi budaya sebelum memulai perkuliahan di luar negeri. 

Lewat buku A to Z Thriving in Aussie mom Queen banyak tahu lika-liku perjuangan menuntut ilmu disana. Buat Moms yang ada niatan melanjutkan kuliah S2 di Australia, buku A to Z Thriving in Aussie bisa jadi rujukan sebelum mencari informasi tentang beasiswa Australia Award Scholarship atau gugling tentang biaya S2 di Australia. Semua terangkum jelas dalam potongan-potongan kisah para awardee yang saling melengkapi. 

Identitas Buku A to Z Thriving in Aussie 

Identitas Buku

Judul Buku : A to Z Thriving in Aussie 

Penulis : Yovita Ramos M., dkk

Penerbit : Onepeach.media

Tahun Terbit : Mei 2021, Cetakan Pertama

Cover : Soft Cover

Jumlah Halaman : 322 Halaman 

ISBN : 978-623-6069-56-7

Harga Buku : Rp 105.000,-

B. Mengapa Harus Punya Buku A to Z Thriving in Aussie?  

Buku setebal 322 halaman ini, berisi beragam kisah yang sarat informasi, terutama bagi calon penerima beasiswa benua biru atau calon Melbourian. Mom Queen yakin bahwa informasi yang tercantum di dalam buku A to Z Thriving in Aussie ini sangat dibutuhkan bagi adik-adik yang sedang kepo tentang bagaimana kehidupan di Australia sesampainya di negeri Kanguru sebagai penerima beasiswa Australia.

Meski berisi potongan-potongan kisah dengan tokoh yang berbedaa-beda. Buku ini tetap memiliki kisah yang saling berkesinambungan. Selain itu, enaknya lagi buku antologi ini tidak harus dibaca secara berurutan kok.

A to Z Thriving in Aussie

Mengapa harus mempunyai buku A to Z Thriving in Aussie? 

1. Buku yang informatif, menjawab semua kebutuhan para pendatang baru awal menjajaki negeri Kanguru. 

2. Inspiratif, beragam kisah pejuang beasiswa Australia yang mampu memompa semangat meraih cita-cita kuliah di luar negeri. 

3. Bahasa yang lugas, bisa dibaca dalam sekali duduk karena bahasa yang mudah dipahami dan tidak berbelit-belit

4. Beragam Kisah, kita bukan hanya belajar dari satu kisah peraih beasiswa saja, namun ada lebih dari 20 an penulis siap berbagi kisah di buku ini. 

5. Komplit, kisah yang komplit mulai dari cara beradaptasi dengan penduduk setempat, menyewa rumah/apartment, membuat SIM, serba serbi menuntut ilmu, hamil dan cerita kehamilan, hingga merawat anak dan aktualisasi diri di benua biru. 

B.1 Cuplikan Kisah dalam Buku A to Z Thriving in Aussie 

Buku bersampul coklat kombinasi peach ini merupakan buku antologi dari beberapa penulis besutan kak Yovita Ramos Marbun, dkk yang merasakan kehidupan di benua Australia. Baik dari kisah mahasiswa langsung maupun keluarga yang mendampingi.

Salah satu penulis di buku ini adalah sahabat online mom Queen di dalam group ngaji bareng, yaitu Ika Nurlia Saputri, atau biasa disapa teh Ika. Teh Ika bercerita pada bab Kehamilan dan Persalinan.

A to Z Thriving in Aussie

Saat itu teh Ika yang mendampingi suami menempuh pendidikan S2 di Melbourne. Membaca kisahnya mom Queen sangat paham bagaimana kepayahan teh Ika menghadapi trimester pertama kehamilan, apalagi harus sambil bekerja dan jauh dari keluarga besar. Berbagai drama kehamilan dan melahirkan menjadi bumbu indah dalam kisah teh Ika, kisah ini bisa dijadikan rujukan bagaimana proses pemeriksaan kehamilan hingga melahirkan di Melbourne. 

B.2 Isi Buku A to Z Thriving in Aussie  

Bab Satu

Adaptasi di Lingkungan Baru :

Kesempatan Menjadi Lebih Baik oleh Dini Hayati Antoni

Welcome to Melbourne Mentoring Program : Berjejaring dan Bereksplorasi oleh Nur Atika

Meneguk Pahit Kopi Melbourne oleh Faiza Priyanka Putri

Landlord adalah Raja: Sensasi Mengontrak Rumah di Melbourne oleh Isnandhi Dwi Saputra

Lika-Liku Surat Izin Mengemudi di Australia oleh Irma Februantini

Bab Dua

Perjuangan Menuntut Ilmu :

English is not a Barrier to Achieve the Dream oleh Maulidya Aulia Fiqriyana

Study dan Keluarga : Enam Bulan Pertama di Melbourne oleh Nur Ariani dan Muhammad Fikru Rizal

Melbourne, Memori dan Memberi Makna pada Mimpi oleh Annisa Dina Amalia

Montessori : Kuliah, Peluang Karir, dan Penerapan di Rumah oleh Susan Adelia

Bab Tiga

Membangun Kesehatan Mental :

Welcome to the Jungle : Menghadapi Anxiety Ketika Study oleh Dwiansari Ramadhani

She is not a Superwoman, but She has a Superpower oleh Auzi Amazia

Melbourne : Dua Masa Satu Rasa oleh Krisna Martini

Kepompong di Kota Melbourne oleh Evelin Agustwentina

Bab Empat

Ragam Kisah Kehamilan dan Persalinan :

Ketika Rencana Allah Lebih Indah oleh Nini Salwa Istiqamah

Mencoba Tenang dalam Situasi Darurat : Persalinan Pertamaku di Melbourne oleh Choirunisa Kurnia Maulidia

Mengingat Perjuangan yang Lalu oleh Ika Nurlia Saputri

Bayi yang Ditunggu Bertahun-tahun Itu Kini Hadir oleh Reni Rusliani

Bab Lima

Menjawab Tantangan Pendidikan Anak :

Pendidikan Formal di Sekolah bagi Anak dengan Status Visa 457 dan PR-190 oleh Indriani

Serunya Mengasuh Balita di Melbourne! Oleh Riestya Estika

Bahasa Ketiga Galur oleh Ima Khotimatunnisa

Masakan Ibu oleh Wulan Yustia Sahroni

Bab Enam

Warna-Warni Dunia Bekerja :

Bisnis Momong Anak di Negeri Kanguru oleh Anisa K. Fitri

Queen Victoria Market oleh Sheila Medina

Suka Duka Menjadi Cleaner di Canberra oleh Dian Rousta Febriyanti

Peluang untuk Berkembang oleh Dwi Dirgantara

Bab Tujuh

Aktualisasi Diri dan Berkomunitas :

Catatan Perjalanan Seorang Istri oleh Yovita Ramos Marbun

A Place Where We Will Start Together a Big Journey ahead oleh Suci Utami Nurwidia

Mengembangkan Diri ala Spouse Volunteering dan Mengikuti Kegiatan di Komunitas oleh Sri Hartati

Aku, Melbourne, dan Komunitas oleh Siti Nurchodijah Jamil

B.3 Alur Cerita dan Gaya Bahasa

Meski merupakan buku antologi dengan 20an penulis, buku ini memiliki gaya bahasa yang lugas dan mudah dipahami. Bahkan mom Queen bisa selesai melahap semua isi buku ini dalam waktu kurang dari 12 jam. Wah ini rekor membaca tercepat sepanjang sejarah mom Queen hehe. Membaca satu persatu kisah para pejuang Australia Awards Scholarship dan beasiswa LPDP membuat mom Queen tak ingin melepas buku yang dipesan sejak bulan Mei 2021. 

A to Z Thriving in Aussie

Ada satu kisah yang sangat menarik bagi mom Queen dalam buku A to Z Thriving in Aussie ini. Yaitu kisah kak Susan Adela, ibu dari 3 orang anak yang menemani suami sebagai mahasiswa PhD di Melbourne University (Unimelb). Kisah Susan Adela termasuk yang paling panjang dibahas dalam buku A to Z Thriving in Aussie ini. Beliau berhasil menerapkan konsep Montessori di dalam keluarga, yang mana beliau belajar konsep Montessori selama 1,5 tahun dengan kondisi anak 3, suami yang sibuk dengan tugas kuliah dengan riset PhD nya, Susan dengan pelatihan Montessori-nya. Nyatanya tanpa ART, pasangan Susan dan suami cukup mampu melewati dinamika kehidupan di Australia. Moto no ART no cry, tentu sangat berhasil diterapkan oleh mereka. Ini salah satu kisah inspiratif yang mom Queen dapat dari buku ini.

Cocok jadi insight buat mommies dengan kondisi yang sama, yang kadang suka nangis di pojokan gegara hectic dengan anak dan urusan domestik. Kalau saja kak Susan Adela baca tulisan ini, mom Queen ingin mengatakan "Aku padamu Kak, Kakak sungguh menguatkanku yang kadang suka nangis dipojokan gegara hectic ngurus anak 3"

B.4 Hikmah Buku A to Z Thriving in Aussie 

Seperti kata teh Karin dalam kesannya setelah membaca buku A to Z Thriving in Aussie ini

"Every individual is unique. Each has different paths, trials and options in life. Itulah kenapa dalam hidup kita tidak cukup belajar hanya dari satu orang, kita butuh banyak kisah untuk mencari hikmah yang sesuai dengan kehidupan kita. Diversed stories in this book would give you ideas on many options and alternatives for the challenges waiting ahead your journey abroad. Read their stories, learn more, be wiser! Insyaallah."

(Karina Hakman, Penulis, Praktisi Homeschooling, Alumni Monash University, Australia) 

Meski membaca buku A to Z Thriving in Aussie ini sudah cukup menginspirasi dan informatif. Mom Queen tetap berharap akan adanya penulis yang membagikan full stories perjalanan awal mula menjadi peraih beasiswa, beradaptasi dan menetap di Australia hingga mendapat visa Permanent Residence dalam satu buku solo. Semoga ya.. Mungkin teh Ika atau kak Susan Adela mau mencoba? Semoga ya. 

C. Kesan Terhadap Buku A to Z Thriving in Aussie 

Menyelami kisah para penulis dalam buku para pejuang beasiswa Australia, baik melalui jalur beasiswa LPDP ataupun AAS, membuat mom Queen salut dengan gigihnya perjuangan para generasi muda bangsa ini. 

Bagi adik-adik yang sedang berjuang memperoleh pendidikan yang layak lewat jalur prestasi, buku A to Z Thriving in Aussie ini wajib menjadi handbook bekal meraih cita-cita kuliah di Australia. Atau juga para moms yang pengen kelak anaknya dapat melanjutkan kuliah di negeri Kanguru, buku ini wajib dibaca. 

Rating Buku A to Z Thriving in Aussie 

Mom Queen memberikan rating 4.7/5 untuk buku yang cover tone-nya mom Queen banget hehe. Untuk informasi pemesanan buku boleh contact teman mom Queen, yang juga salah satu penulis di buku antologi ini, Teh Ika. Teh Ika bisa di hubungi lewat surel ikanulia6@gmail.com atau pun DM instagram @ikanurlia. 

Semoga saja setelah membaca buku A to Z Thriving in Aussie ini ada tawaran beasiswa Australia atau traveling kesana gratis. Mau juga?? Yuk baca dulu bukunya! 


Salam,

Mom Queen 


Phai Yunita S Wijaya
Hi Im Yunniew, ibu dengan 3 orang anak yang memiliki hobby menulis dan literasi. Marriage and parenting enthusiast, Womanpreneur dan Consultant franchise Laundry and minimarket, ibu pembelajar, dan tukang review produk temen :)

Related Posts

17 comments

  1. Udah nyobain test IELTS dan cuma dapet overall 6.5 huhu. Akhirnya nunda dulu ke LN krn minimal hrs 7. Semangattt belajar lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sekarang min score IELTS nya sudqh berubah pa mba? Aku baca di buku ini min 5, tapi ya PDT nya bakalan lama bisa sampai 6 bulan. Paling aman emang 7.0 deh

      Delete
  2. Kalau membaca perjalanan orang-orang buat studi ke luar negeri ini ngiri, pengen banget, hhee. Jadi inget dulu pernah daftar ke Taiwan, abis interview baru bilang ke ibuk. eh gak dibolehin berangkat *jadi curhat deh-_-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Duh, ikhlas ya mba Naqi. InsyaAllah ada masanya bisa kuliah di luar negeri.

      Delete
  3. Wah, aku nih mb Yun.. dulu pengen banget ke Aussie untuk melanjutkankam S2. Qodarullah, lulus kuliah langsung nikah. Hehhe

    Membaca artikel ini jadi bisa membayangkan gimana hidup di sana, mb. Makasih ulasannya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. InsyaAllah nanti ada kesempatan lanjut belajar ya mbak. Sekarang kuliah di Blogspedia dulu.

      Delete
  4. Masya Allah berarri dari kisah nyata si penulis ya mbak.
    20 orang lumayan juga mbak tampaknya isinya penuh cerita2 kehidupan nih

    Rekomended buat yg berburu beasiswa ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. 29 orang mbak.. Wah banyak kisah inspiratif pokoknya.

      Delete
  5. Hehe, udah lama sekali ga test toefl dan ielt. Dah banyak lupa. Hampir sama mb Yuni, impian terpendam untuk ke UK. Semiga lajn waktu dibukakan jalan lain menuju ke UK.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiinnn... Sekarang virtual dulu mungkin ya pak xixi.

      Delete
  6. Kalau membaca kisah para pejuang beasiswa di luar sana bikin kita iri. Ingin rasanya berjuang juga menggapai mimpi yang lebih tinggi lagi..

    ReplyDelete
  7. Pas banget. Bunda lagi ancang-ancang mau beli buku ini, karena Bunda penggemar berat salah satu penulisnya. Mbak Riestya populer dengan MGB gardennya baik di yutub maupun ig. Seneng banget baca ulasannya Mbak Yuni.
    Cuss di order bukunya besok.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah iya ya bun.. Senangnya ya.cerita kak Riestya ini jg menarik lho bun. Pengalamannya mengasuh bocah di Melbourne

      Delete
  8. baca kisah2 dalam buku gini emang bikin semangat dan terpacu ya, someday pengen bisa tinggal di luar negeri jga nih mba sama suami :D

    ReplyDelete
  9. Wah terimakasih ya mba sudah di ulas sedemikian detail buku perdana kami.
    I really appreciate it. 😘

    ReplyDelete

Post a Comment