header

Tunaikan Zakat Akhir Tahun, Bantu Percepat Pemulihan Bencana Sumatera

Konten [Tampil]

Zakat akhir tahun

Hati siapa yang tak menangis menyaksikan  sekumpulan warga Aceh Utara berjalan kaki puluhan kilometer demi mendapat bantuan bahan makanan (sembako). Mereka berjalan kaki naik turun bukit yang tampak gundul, dengan kondisi medan yang becek, berlumpur, dan bisa jadi masih labil, tetapi mereka tetap melanjutkan perjalanan. Demi mendapat sesuap nasi. Entah hari itu mereka sudah makan atau belum.

Bencana banjir, tanah longsor disertai hujan deras yang turun pada 25 November 2025 lalu tak menyisakan apapun dari harta benda mereka. Peristiwa ini menimbun rumah, pemukiman, hingga lebih dari 1000 nyawa melayang. Aceh, Sumatera Utara, serta Sumatera Barat adalah wilayah yang terdampak bencana.

Penyebab Bencana Sumatera 2025


Mengutip dari detikcom, kepala bidang Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatera Barat, Tommy Adam menyebut bahwa bencana yang terjadi di Sumatera termasuk bencana ekologis.

Bencana ekologis merupakan bencana yang terjadi akibat adanya gangguan serius pada keseimbangan lingkungan. Kerusakan alam, aktivitas manusia seperti deforestasi, serta eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan menjadi penyebab terjadinya bencana ekologis. 

Untuk mencegah hal serupa terjadi lagi pemerintah telah mencabut 22 izin perusahaan yang berpotensi menjadi penyebab bencana Sumatera ini.

Jumlah Korban Bencana Sumatera 2025 dan Total Kerusakan


Melihat berita dan foto-foto yang beredar, terjadi kerusakan yang dahsyat akibat bencana ekologis di 3 provinsi di Sumatera. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban bencana hingga 16 Desember 2025 sebanyak 1.030 orang meninggal dunia, 205 orang masih dinyatakan hilang, serta 7.000 orang terluka.

Sedangkan fasilitas umum yang terdampak akibat bencana sebanyak 1.600, 967 fasilitas pendidikan, 434 rumah ibadah, 145 jembatan, 290 gedung kantor, serta 219 fasilitas kesehatan.

Bencana Sumatera 2025 Duka Kita Semua


Dompet Dhuafa

Banjir, lumpur, tanah longsor, menjadikan akses jalan terputus. Bahkan beberapa wilayah yang terdampak paling parah masih sulit mendapat bahan makanan.

Wilayah yang terdampak paling parah per provinsi mulai dari Sumatra Barat adalah Kabupaten Agam, sebanyak 118 orang meninggal dunia, 72 orang meninggal, dan sebanyak 6.300 orang mengungsi.

Untuk Sumatera Utara, wilayah yang terdampak paling parah adalah Tapanuli Tengah. Jumlah Korban jiwa sebanyak 86 orang, 104 orang hilang, dan 2.100 mengungsi.

Sedangkan, daerah yang terdampak bencana paling parah Provinsi Aceh dengan total keseluruhan warga yang mengungsi sebanyak 470.000 jiwa. Wilayah Aceh Utara dan Timur, jumlah pengungsi terbanyak yaitu 212.000 pengungsi. (Sumber: bbc.com, 1 Desember 2025)

Selain itu akses darat dari Kecamatan Meureudu yang menghubungkan Aceh dan Sumatera Utara terputus. Inilah yang menjadikan bantuan belum merata di wilayah Aceh. Bantuan belum sepenuhnya dapat menjangkau semua daerah.

Menurut seorang teman yang memiliki sanak keluarga di Aceh, hampir 3 hari pasca bencana dirinya belum mampu menghubungi keluarga. Kebingungan serta rasa was-was terus saja menghantui, kalau-kalau kabar duka yang diterima.

Alhamdulillahnya, hari ke-4 pasca bencana, dirinya mendapat kabar dari keluarga di sana bahwa mereka sehat walafiat, namun rumah mereka hilang tertimbun tanah.

Bukan hanya kebutuhan pangan, listrik, air bersih, popok, pembalut, dan kebutuhan esensial lainnya pun masih perlu percepatan dan pemerataan. Inilah potret kondisi saudara kita korban bencana Sumatera. Akankah kita tetap diam melihat hal ini?

Mengetahui kondisi korban bencana di Sumatera ini, pemerintah dan masyarakat pun mulai menyalurkan bantuan. Baik bantuan yang dilakukan secara Mandiri maupun secara kolektif. Saya salut melihat kesigapan masyarakat Indonesia yang bahu membahu membuka jalur bantuan untuk dikirimkan kepada saudara-saudara kita yang terkena bencana Sumatera.

Melalui tulisan ini saya ingin mengajak saudara se-Indonesia bergerak bersama jadi manfaat untuk sesama. Duka di Sumatera adalah duka kita semua. Sebagai saudara sedarah, sebangsa, dan setanah air, mari kita 'bergerak' untuk saudara-saudara di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Apa yang Harus Kita Lakukan Untuk Korban Bencana Sumatera?


Bencana Sumatera

Apa yang bisa kita lakukan untuk korban bencana Sumatera? Mereka butuh doa dan dukungan kita! Doakan mereka tetap sabar menghadapi ujian ini. Doakan juga agar proses pemulihan bencana berjalan cepat, serta warga yang terdampak bisa mendapat bantuan.

Selain itu, mereka juga membutuhkan dukungan kita lewat aksi nyata. Dukungan yang bisa kita lakukan untuk mereka adalah mengeluarkan zakat akhir tahun, infaq, dan sedekah. 

Umat Islam pasti paham bahwa di dalam harta yang kita simpan terdapat hak orang lain. Harta kita wajib 'dibersihkan', dikeluarkan sesuai dengan tuntunan syariat. Jika jumlahnya sudah mencapai batas tertentu, maka wajib membayar zakat. Melalui zakat akhir tahun, kita buka jalan lebih cepat membantu saudara sebangsa dari duka.

Dengan Zakat, Bantu Pulih Lebih Cepat


Zakat Dompet Dhuafa

Saatnya bayar zakat agar kita bisa bantu saudara-saudara kita di Sumatera untuk pulih lebih cepat. Ayo bergerak lebih cepat karena setiap rupiah yang kita keluarkan lewat zakat merupakan senyum bahagia di mata mereka.

Kamu bisa menyalurkan zakat akhir tahun seperti zakat maal, zakat penghasilan, infaq, dan sedekah melalui lembaga zakat profesional seperti Dompet Dhuafa. Dompet Dhuafa, sebuah lembaga filantropi yang terbukti sebagai lembaga tepercaya dalam menghimpun, mengelola, dan menyalurkan zakat secara amanah.

Sudah saatnya kita #SalingBantu untuk menyalurkan bantuan melalui Dompet Dhuafa di link berikut ini

https://digital.dompetdhuafa.org/zakat/bencana

Percayalah, setiap rupiah yang berasal dari infaq, sedekah, dan zakat dapat membantu pemulihan bencana lebih cepat. Setiap rupiah dari zakat kita, sangat berharga di mata mereka. Yuk, tunaikan zakat akhir tahun saat ini juga, untuk bantu percepatan pemulihan bencana di Sumatera.

Salam,
Mom Queen

Referensi:
https://databoks.katadata.co.id/lingkungan/statistik/6940b5869853f/1030-orang-meninggal-dan-205-hilang-akibat-bencana-sumatra-16-desember-2025
https://www.detik.com/sumut/berita/d-8240925/walhi-sebut-banjir-di-sumatera-bukan-bencana-alam-tapi-bencana-ekologis
https://www.google.com/amp/s/www.bbc.com/indonesia/articles/c0r95w7dw8jo.amp
https://www.tempo.co/hukum/21-wilayah-terdampak-bencana-banjir-dan-longsor-di-sumatera-utara-2094473

Phai Yunita S Wijaya
Hi Im Yunniew, ibu dengan 3 orang anak yang memiliki hobby menulis dan literasi. Marriage and parenting enthusiast, Womanpreneur dan Consultant franchise Laundry and minimarket, ibu pembelajar, dan tukang review produk temen :)
Newest Older

Related Posts

Post a Comment