header

Belajar Tentang Kasih Sayang dari Anak

Konten [Tampil]

Kasih sayang, rasanya kata-kata ini tidak ada habisnya jika dibahas. Bahkan rasa inilah yang membangkitkan semangat seorang ibu bisa menjadi lebih kuat dalam melalui hari-harinya yang berat. Melawan rasa sakitnya melahirkan, melawan rasa kantuknya menjaga anak, atau rela bertaruh nyawa demi anak-anak bahagia.

Rasa ini yang menyemangati seorang ayah yang ikhlas mencari nafkah, tulus berusaha tak kenal lelah. Dan rasa ini juga yang selalu di bacakan dalam permulaan dalam ayat suci Alqur'an, "Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang". Bahkan kasih sayang Allah SWT melebihi besarnya kasihnya seorang ibu kepada anak dalam buaiannya. Allahu Akbar.

Berbicara mengenai kasih sayang, tentu tidak lepas dari adanya ikatan darah seperti hubungan orang tua-anak, hubungan saudara, hubungan kekerabatan maupun hubungan yang disatukan oleh Sang Pencipta yaitu hubungan suami istri dan hubungan sesama muslim.

Ikatan bathin yang mengaitkan antara kedua insan untuk saling menyayangi dan mengasihi. Rasa kasih sayang yang tercipta tumbuh dengan perasaan ikhlas tanpa mengharap balas.

Belajar Tentang Kasih Sayang dari Anak

Disini kita akan membahas tentang bagaimana kita bisa belajar tentang rasa kasih sayang dari seorang anak, baik anak kepada orang tua maupun anak terhadap anak lainnya. Mari kita lihat sejenak perilaku anak-anak kita dalam kehidupan sehari-hari mereka. Betapa banyak hikmah ilmu kasih sayang yang bisa kita petik dari mereka.

Tidak dipungkiri bila anak belajar tentang rasa kasih dan sayang dari orang tuanya. 

"Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya. Sungguh mereka akan menghadapi masa yang berbeda dari masamu"

(Ali bin Abi Thalib)

Anak yang terlahir dari orangtua yang penuh cinta kasih akan tumbuh menjadi anak yang penyayang. Namun begitu, bukan tidak mungkin anak-anak yang berasal dari keluarga broken home justru juga memiliki bahasa kasih yang baik. Anak-anak tumbuh sesuai didikan dari orangtuanya, tetapi peran fitrah asal anak-anak tetap tumbuh didalam diri mereka seperti kehendak Rabb Sang Pencipta. 

✍️ Anak-anak tidak pernah membenci

Anak-anak penuh dengan rasa cinta, hingga mereka tidak tahu rasanya membenci. Adakah anak-anak yang suka membenci ? pendendam? atau gemar menyakiti terutama kepada kedua orangtuanya? Ah tidak ada ! jikalau ada pasti lah mereka sudah tumbuh menjadi orang dewasa yang mendapat pengaruh dari orang yang tidak tepat. Jika mereka tumbuh sebagaimana fitrahnya anak, maka akan selalu senantiasa ada rasa cinta kasih didalam diri mereka. Tidak membenci, apalagi menyakiti orang yang telah berjuang, bertaruh nyawa, bahkan menyayangi mereka sebelum tahu seperti apa rupa mereka. Ingin rasanya selalu bisa menjadi anak-anak yang suka memaafkan, tidak menyimpan dendam dan tidak pernah membenci meski berulang kali tersakiti. 

✍️ Anak-anak sangat pemaaf

Tak jarang anak bisa menjadi sasaran empuk kemarahan emosi orang dewasa. Seolah mereka pantas sebagai tempat pelampiasan emosi setan yang membuncah didalam diri. Naudzubillah semoga kita terhindar dari bisikan setan yang menggembosi amarah kita. Namun anak-anak yang polos selalu berlaku sebaliknya terhadap orang dewasa, meski sudah berulang kali disakiti. Mereka mudah melupakan, yang mereka ingat hanya kesenangan dan misi membawa kebahagiaan bagi orang lain. Mereka tidak peduli berapa kali dimarahi, bahkan ada yang tega menyakiti fisik namun mereka segera melupakan dan membalas dengan senyum dan tawa mereka. Ah anak-anak yang manis. 

✍️ Anak-anak gampang melupakan

Mengapa anak-anak itu mudah sekali menangis dan mudah sekali tertawa dalam satu waktu yang hampir bersamaan? Jawabannya karena mereka memiliki sifat gampang melupakan. Mereka bahkan tidak punya waktu untuk menyimpan perasaan marah ataupun kecewa di dalam hati mereka. Hidup mereka selalu dikelilingi cinta dan kasih sayang. Memberi kebahagiaan adalah misi mereka hadir di dunia. Menumbuhkan kasih sayang adalah keharusan fitrah mereka. Maka, tidak ada ruang didalam diri anak-anak untuk menyimpan dendam, marah, luka dan kecewa. Kita belajar banyak tentang kebaikan hati, cinta dan kasih sayang dari anak-anak titipan Illahi Rabbi. 

✍️ Anak-anak selalu menyayangi orang terdekat meski sudah disakiti berulang kali.

Coba ingat lagi, sudah berapa kali dalam sehari ini kita memarahi anak-anak kita? mengomeli mereka karena menumpahkan makanan, mengotori lantai yang baru selesai di pel, menolak makanan utama yang sajikan, atau mungkin menolak untuk diajak beristirahat bersama karena mereka masih ingin bermain. Semua kejadian diatas sungguh turut menguras emosi kita sebagai orangtua atau orang yang dipercayakan menjaga anak-anak entah karena pekerjaan ataupun di amanahi untuk menjaga anak saudara. 

Kita lihat reaksi mereka ketika mendapati reaksi orang dewasa tidak senang dengan perlakuan mereka. Mereka terdiam, kaget dan tidak mengerti bahwa itu ekspresi marah. Mereka tetap tersenyum dan berusaha memberikan ekspresi kebahagiaan didalam diri mereka. Namun ketika tidak ada respon yang sama dari orang dewasa baru lah mereka tersadar. Anak-anak menangkap ekspresi tidak senang dari orang lain terhadap sikap mereka. Lantas apa mereka juga tetap begitu seterusnya? Tidak! Anak-anak tetap menyayangi dan mengasihi orang terdekatnya meski sudah disakiti berulang kali. Sikap polos dan wajah imut mereka tetap memberikan keceriaan kepada orang-orang terdekat meski tetap menerima perlakuan tidak semestinya. 

✍️ Kasih sayang anak-anak tanpa mengharap balas.

Betapa banyak anak-anak yang sudah dimarahi berulang kali, disakiti baik fisik maupun psikis dengan perlakuan semena-mena dari orang dewasa. Tapi mereka selalu membalas dengan wajah lucu dan menggemaskan khas mereka. Seakan mereka tidak peduli dengan balasan apapun yang akan mereka terima. Bagi anak-anaknya yang terpenting  adalah mereka harus membuat orang lain bahagia dengan kehadiran mereka.

____

Anak-anakku,

Meski Mami bukan orang tua yang sempurna tapi cinta Mami untuk kalian sungguh paripurna. Maafkan semua bentuk kekurangan dan kekhilafan selama ini atas tindakan yang kurang terpuji, baik perkataan ataupun perbuatan terhadap kalian. Kalian yang terbaik, buah cinta yang selalu kami pintakan dalam malam-malam panjang penantian kami kepada Rabb yang Maha Pengasih Penyayang. Pada-Nya lah kelak akan kami pertanggung jawabkan hasil pendidikan kami pada kalian. Masa-masa waktu kecil adalah masa-masa indah, masa kalian dipenuhi cinta dan kasih sayang. Tetap lah menjadi anak-anak kecil Mami yang manis, penuh cinta dan kasih sayang meski sudah dewasa.


Salam Sayang, 

Dari Mami

#indonesiancontentcreator #odopiccday17 #mamincasharing #maminca_keseatan #maminca_resolusi #KasihSayang #KasihSayangAnak #30HariBercerita

Phai Yunita S Wijaya
Hi Im Yunniew, ibu dengan 3 orang anak yang memiliki hobby menulis dan literasi. Marriage and parenting enthusiast, Womanpreneur dan Consultant franchise Laundry and minimarket, ibu pembelajar, dan tukang review produk temen :)

Related Posts

17 comments

  1. Anak2 abis dimarahin juga tetep ngusel2 & ngikutin emaknya ya:)

    ReplyDelete
  2. Bener banget, Mba. Langsung merasa bersalah kalo abis marah dan mendapati pandangan mata polos mereka. Semoga kita diberi kesabaran dalam mendidik anak-anak.
    Terima kasih sharingnya, Mba 🥰

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin... Alhamdulillah MasyaAllah ambil yang baiknya saja ya mba Firda.. Peluuk dari jauh

      Delete
  3. Huhuhu... Aku terharu bacanya mba. Apalagi bagian anak-anak mudah sekali memaafkan... Sering ngerasa bersalah kalo abis emosi pas ngadepin anak-anak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Akupun juga begitu, tapi sejak ikut kelas BD udah berubah sih

      Delete
  4. Hati anak2 itu mashaAllah ya, kalo suka liat berita anak2 disiksa gitu sakit hati, kalo habis ngomelin ponakan suka nyesel banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau mau ngomel, inget lagi mereka memang memaafkan tapi sulit melupakan.. Insya Allah segera Reda marahnya hehe

      Delete
  5. MasyaAllah.. semoga meresap dan bisa dijadikan pelajaran buat saya pribadi.. Anak adalah guru yang luar biasa dengan bahasa kasih sayangnya

    ReplyDelete
  6. Anak-anak tidak pernah membenci, masyaAllah jadi langsung sadar kalo anak-anak begitu lembut hatinya. Jadi bahan introspeksi bgt karena kadang suka keceplosan marahin anak huhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Peluuk.. Semoga kita jadi ibu yang lebih wise terhadap anak

      Delete
  7. Kadang suka kelepasan mba kalau ada anak kecil yang menurutku berisik, padahal mah bisa ya diajak ngomong baik-baik. Nggak langsung marah :")

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha manusiawi, tapi mereka mudah memaafkan kok mbak, tapi sulit melupakan

      Delete
  8. Masya Allah memang kalau sudah berbicara tentang anak itu rasanya sungguh menguras rasa. Semoga kita makin Sabar ya dalam menghadapi anak-anak. Semangat!

    ReplyDelete

Post a Comment