header

3 Peluang Kerjasama Bisnis Furniture: Kekurangan, Modal, dan Cara Kerjasama

Konten [Tampil]

Hi Moms,
Menilik peluang kerjasama bisnis furniture saat ini yuk! Sebab, menurut Agus Gumiwang Kartasasmita selaku Menteri Perindustrian, pada pembukaan Pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX), 20 September 2021, menyebutkan bahwa industri furniture merupakan sektor padat karya yang berorientasi ekspor.

Furniture

Siapa nih yang sehabis lebaran mulai melirik dunia bisnis untuk memulai investasi dan usaha? After libur lebaran, kita kembali ke realita bahwa hidup harus terus berjalan. Dan pengeluaran saat liburan kemarin harus segera dikembalikan hehehe.

Kita harus berpikir bagaimana uang yang kita dapatkan bisa menghasilkan uang lagi? Salah satunya dengan menginvestasikan penghasilan di sektor usaha. Salah satu usaha yang akan kita bahas pada artikel kali ini adalah bisnis furniture. Mom Queen mau mengulik peluang kerjasama bisnis mebel ini secara mendetail. Simak bersama yuk!

Peluang Kerjasama Bisnis Furniture


Menurut situs kemenperin.go.id, industri furniture adalah salah satu bisnis pengungkit yang berperan besar dalam pemulihan ekonomi nasionala pasca pandemi. Lantas bagaimana peluang kerjasama bisnis furniture di masa depan?

Di tahun 2021, pada triwulan pertama sektor bisnis furniture tumbuh sebesar 8,04 % dibanding tahun sebelumnya sebesar 7,28%. Moms, ini artinya kita memiliki pengharapan yang besar dengan perkembangan positif bisnis mebel ini.

Jika Moms ingin berinvestasi di bisnis furniture, ada baiknya memilih bisnis kerajinan. Hal ini dikarenakan industri kerajinan masih menjadi tulang punggung peluang kerjasama bisnis furniture. Jenis industri kerajinan barang dari kayu, rotan dan furniture penyumbang pertumbuhan sebesar 2,60%.

Mari kita lihat apa saja peluang kerjasama bisnis furniture dan kekurangan bisnis furniture berikut ini.

1. Peluang Pasar Terbuka lebar


Jika kamu mau melihat sejauh mana peluang pasar bisnis furniture. Maka data berikut bisa menjadi bahan pertimbangan kamu.

Nilai ekspor furniture tahun 2020 sebesar USD 1,91 miliar atau naik 7,6% dari tahun sebelumnya.

Hal ini memberi sinyal bahwa peluang pasar bisnis usaha kayu dan kerajinan lokal masih memiliki tempat di hati penikmat furniture berbahan kayu.

2. Pangsa Pasar Lokal dan Internasional


Moms, menggeluti dunia bisnis mebel artinya kamu bisa memiliki pangsa pasar yang besar. Pangsa pasar baik lokal maupun Internasional siap menampung hasil karya bisnis furniture. Di pasar lokal, peminat furniture kayu masih menjadi pilihan perabot rumah tangga.

Data HIMKI (Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia) menyebutkan penjualan produk furniture di ranah domestik di tahun 2020 diproyeksi menembus angka 15 triliun.

Sedangkan di pasar internasional, hasil usaha furniture kayu bisa di ekspor ke berbagai negara tujuan. Negara tujuan ekspor terbesar furniture adalah Amerika Serikat, Belanda, Jepang, Jerman, dan Belgia.

3. Kapasitas Produksi Nasional Mencukupi


Jika Moms ingin tahu seberapa besar peluang kerjasama bisnis furniture, maka ketahui dulu kapasitas produksi nasional bisnisnya.

Mengenai kapasitas produksi nasional, Kemenperin mencatat ada 1.114 perusahaan furniture di Indonesia. Dengan jumlah di atas 1100-an perusahaan, kapasitas produksinya mampu mencapai angka 2,9 juta ton per tahun. Wah ini jumlah yang besar sekali untuk membuka peluang kerjasama bisnis furniture kan?

4. Stok Bahan Baku Melimpah


Moms, seperti kita ketahui bahwa Indonesia adalah penghasil 80% bahan baku rotan dunia. Daerah penghasil rotan di Indonesia yaitu dari berbagai daerah di pulau Kalimantan, Sulawesi, dan juga pulau Sumatera.

Jadi jika memilih bisnis furniture dengan bahan baku rotan, maka ini adalah pilihan tepat. Karena tersedianya bahan baku yang melimpah menjadi salah satu alasan naiknya sentimen pasar terhadap bisnis furniture khususnya rotan, di Indonesia.

Hmm menarik ya Moms melihat peluang bisnis furniture di Indonesia. Bagaimana dengan kekurangannya? Meski memiliki peluang yang besar, namun tidak banyak orang mau menjajaki bisnis ini. Apa saja kekurangan bisnis furniture? Simak lagi ya Moms!

Kekurangan Bisnis Furniture


1. Membutuhkan Keterampilan Khusus


Moms, saya dengan opini yang mengatakan bahwa bisnis yang akan langgeng adalah bisnis yang sesuai passion pemiliknya.

Nah, untuk urusan bisnis mebel, si pemilik bisnis harus memiliki minat atau passion di bidang mebel. Jika pun tidak memiliki kemampuan yang mahir, setidaknya pemilik memiliki keterampilan dasar tentang seluk beluk bisnis mebel.

Sangat disarankan jika ingin merambah bisnis furniture, kamu setidaknya menguasai dasar-dasar konstruksi furniture. Pemahaman akan konstruksi dasar furniture akan menjadi daya tarik utama konsumen yang menghasilkan penjualan.

2. Modal Besar


Tak dapat dipungkiri jika memulai usaha mebel tentunya membutuhkan modal besar. Berapa modal awal usaha mebel? Mari kita lihat berikut ini.

Menurut situs ukmindonesia.id modal awal bisnis mebel dengan estimasi penjualan terendah adalah sebagai berikut.
  • Biaya Alat produksi Rp 10.000.000,- hingga Rp 40.000.000,- tergantung kapasitas produksi yang ingin dicapai
  • Biaya gaji Karyawan Rp 7.500.000,- per bulan atau Rp 90.000.000,- per tahun
  • Biaya lain-lain Rp 9.000.000,-
  • Total biaya Rp 26.500.000,- sampai dengan Rp 56.500.000,-
Biaya diatas belum termasuk biaya bahan baku yang harus dibeli. Estimasi harga bahan baku usaha mebel seperti
rotan pitrit per kilo mulai dari Rp 50 ribuan
tali rotan alami ukuran 5-7 mm/3-7 meter harga Rp 60 ribuan. Belum termasuk biaya lain-lain.

Sebuah penelitian di lapangan tahun 2015 oleh Moh Fikri, dkk. dari universitas Tadulako, Palu-Sulawesi, menyebutkan untuk membuat satu furniture rotan Tohiti di Palu Selatan diperlukan biaya produksi sebagai berikut:
  • Kursi sofa Rp 2,2 jutaan
  • Kursi Makan Rp 1,7 jutaan
  • Kursi Santai Rp 1,1 jutaan
  • Kursi Malas Rp 500 ribuan
  • Sampiran Rp 600 ribuan (sumber Untad, 2015)

3. Terbatas Tenaga Terampil


Jumlah peminat bisnis furniture yang tinggi tidak dibarengi dengan jumlah tenaga terampil yang tersedia. Karena bisnis ini membutuhkan keterampilan dan ide, tidak banyak jumlah tenaga terampil yang mau membuka usaha mebel. Terkadang mereka terkendala modal dan sebagainya.

Jika harus mendidik orang biasa untuk menjadi tenaga terampil, tentu membutuhkan waktu dan ketelatenan yang tinggi. Tidak bisa langsung siap pakai, harus diberikan pelatihan dasar terlebih dulu.

Jika pemiliknya tidak memiliki keterampilan dasar bisnis furniture, butuh waktu yang relatif lama untuk mengembangkan industri firniture ini. Makanya pemilik bisnis mebel setidaknya memiliki keterampilan dasar mengenai konstruksi furniture.

4. Persaingan Semakin Besar


Maraknya jenis furniture mancanegara bergaya Skandinavia dan minimalis modern yang mulai diminati kebanyakan orang, menjadikan persaingan bisnis furniture semakin sulit.

Meski demikian, Mom Queen percaya bahwa setiap produk selalu memiliki pangsa pasar sendiri-sendiri. Bisnis kerajinan seperti furniture masih memiliki tempat tersendiri bagi peminatnya. So, teruslah berusaha ya pejuang rupiah ^ ^

Nah, Moms jika kamu mulai tertarik untuk memiliki bisnis furniture tetapi memiliki keterbatasan dari segi biaya dan keterampilan. Jangan khawatir ya! Kamu masih bisa tetap bisa menjalankan usaha mebel. Caranya, Moms bisa menjalin kerjasama dengan perusahaan atau brand furniture tertentu.

Cara Kerjasama Bisnis Furniture


Bagi Moms atau kamu yang memiliki passion atau tertarik berinvestasi di bisnis furniture, kamu bisa menjalin kerjasama dengan pemilik perusahan. Ini caranya

1. Kerjasama dengan Pemilik Brand


Bekerja sama dengan pemilik brand furniture bisa dilakukan dengan menjadi investor pada usaha furniture. Kamu bisa melirik brand mana yang memiliki prospek yang moncer dari segi penjualan. Kamu bisa memilih brand yang selalu melakukan inovasi dan jalin kerjasama bisnis dengan mereka.

Beberapa nama brand furniture seperti Olympic Furniture, Dekoruma, Santai Furniture, Beranda Living, hingga Dekayu adalah nama brand furniture lokal.

2. Menjadi Reseller


Reseller artinya adalah orang atau badan usaha yang memiliki hak resmi untuk menjual kembali suatu produk kepada konsumen. Menjadi Reseller produk furniture bisa dilakukan dengan langsung menjual produk atau aksesoris furniture yang telah tersedia.

Bisa dilakukan sitem stock barang atau tinggal posting gambar furniture saja. Menjadi reseller bisa menjadi alternatif bagi yang memiki keterbatasan modal tapi memiliki passion di bidang furniture.

3. Menjadi Investor


Menjadi investor di bisnis furniture juga bisa kamu lakukan lho. Dengan catatan kamu telah memiliki gambaran usaha terlebih dahulu. Biasanya perusahaan furniture memiliki mockup produk untuk menarik investor. Mockup akan membantu investor untuk melihat peluang pasar di bisnis tersebut.

Itulah beberapa peluang kerjasama bisnis furniture yang memiliki potensi besar di Indonesia. Menarik untuk dicoba kan?! Jangan lupa untuk memiliki persiapan memulai bisnis secara baik ya. Selamat mencoba!

Salam,
Mom Queen

Referensi:
https://www.kemenperin.go.id/
https://www.ukmindonesia.id
Phai Yunita S Wijaya
Hi Im Yunniew, ibu dengan 3 orang anak yang memiliki hobby menulis dan literasi. Marriage and parenting enthusiast, Womanpreneur dan Consultant franchise Laundry and minimarket, ibu pembelajar, dan tukang review produk temen :)

Related Posts

Post a Comment