header

Lebaran Idul Fitri 2020, Lebaran di Tengah Pandemi Covid-19

Konten [Tampil]
Lebaran Idul Fitri 2020, Lebaran di Tengah Pandemi Covid-19

Assalammualaikum warahmatullah wabaarakatuh

Sebelumnya Saya dan keluarga ingin mengucapkan

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H
Untuk semua ukhtifillah dan keluarga Besar Bengkel diri

  تقبل الله منا ومنكم

Taqabbalallahu minna wa minkum 
(Semoga Allah menerima amal kami dan kalian) 
Mohon maaf lahir dan bathin 

Alhamdulillah akhirnya Pemerintah dalam hal ini kementrian agama Republik Indonesia akhirnya menetapkan hari Raya Idul Fitri  1 Syawal 1441H jatuh pada hari Minggu, 24 Mei 2020 melalui serangkaian sidang isbat.

Allahu akbar Allahu akbar  laa ilaha illallahu Allahu akbar Allahu akbar walillah ilham
Umat Muslim Indonesia dan Dunia akan merasakan hikmatnya Hari Raya Idul Fitri ditengah masih mewabahnya Corona virus 2019 (Covid-19).

Berbagai protokol dan fatwa untuk Sholat Idul Fitri dirumah, tidak mudik, dan tetap menjaga keselamatan diri, meningkatkan kewaspadaan, tetap memakai masker, rajin mencuci tangan, terus digaungkan oleh para pemangku jabatan, ulama, Dai melalui slogan-slogan berita, baik di media cetak, maupun media elektronik.

Dalam tahun ini Divisi Edukasi Satuan tugas Covid-19 Majlis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan pandan tentang tatacara Sholat Idul Fitri .

Otomatis kami sebagai keluarga perantau di Pulau Batam, dengan orangtua berada diseberang Pulau lainnya (Orang tua Suami di tanjung Pinang, Pulau Bintan dan Orang tua Saya di Palembang, Sumatra Selatan) memilih untuk menunda mudik tahun ini. Biasanya Setiap lebaran bisa di pastikan kami sekeluarga tidak pernah merasakan lebaran dirumah sendiri, Jika tidak ke Tanjung pinang, Kami pasti berlebaran di Palembang. Namun saat ini, Allah memberi kesempatan untuk merasakan hiruk pikuk lebaran dirumah sendiri, dikota Batam.

Sedih dan berat, itulah perasaan pertama kali yang ada didalam perasaan Kami, terlebih Suami Saya, saat mengabarkan pada ibunya bahwa kami mengambil keputusan untuk tidak mudik, dengan pertimbangan memiliki bayi yang berusia 10 bulan dan 3 tahun, yang tentu saja sangat rentan terhadap virus,. Apalagi selama pandemi, terhitung sejak diumumkan kasus #01 dipertengahan Maret 2020 hingga saat ini, Kami sudah berada #dirumahaja, Otomatis sistem imunitas tubuh belum teruji lagi terhadap serangan virus baru.

Pertimbangan external juga menjadi acuan Kami, yaitu data penderita Covid-19 hingga tanggal 23 Mei 2020, H-1 menjelang lebaran terjadi pertambahan 4 pasien positif di Batam. Sehingga total menjadi 90 orang.

Data Covid-19 di Batam hingga Sabtu, 23 Mei 2020 yang dirilis Tim Gugus Covid-19 Pemprov Kepri

Positif Covid-19 : 90
Positif Covid-19 Rawat : 20
Positif Covid-19 Karantina : 29
Positif Covid-19 Sembuh : 33
Positif Covid-19 Meninggal : 8

Sementara itu dari data Gugus Covid-19 Kepri menyebutkan, total kasus Corona di Kepri menjadi 153 kasus per Sabtu(24/05/2020) ini. (Hingga hari ini(27/05) data penderita Covid-19 dibatam saja telah mencapai 109 orang positif, dan 437 Pasien Dalam Pengawasan(PDP), 68 diantaranya anak-anak usia dibawah 5 tahun)

Batam dan Tanjung Pinang termasuk ke dalam Zona merah peta sebaran Covid-19 di Kepulauan Riau. Inilah yang menjadi alasan kuat Kami mengambil keputusan untuk tetap dirumah, tidak mudik.

Ada semburat kecewa terukir dalam bingkai kata-kata dari orangtua, yang mengharapkan anak-anak nya bisa berkumpul di lebaran kali ini. Kami mengerti, tetapi Suami mengatakan bahwa kejadian seperti ini bukan hanya dialami keluarga kita sendiri, tapi oleh jutaan keluarga Indonesia dan Dunia. Semua demi keselamatan bersama, bila kondisi sudah membaik, Kami akan segera mudik. Suami meyakinkan orangtuanya, mereka pun akhirnya dapat menerima.

Begitulah,akhirnya lebaran 1441 Hijriah, pertama kali dalam sejarah keluarga Kami, kami dirumah saja, tidak mudik, tidak menerima tamu, ikut dalam campaign #gerakantutuppintu dan bersilaturahmi virtual demi memutus mata rantai penyebaran virus pandemic ini.

Terasa asing dan aneh, namun tidak menghilangkan sakralnya Idul Fitri 1441H ini. Kami juga menolak dengan halus ajakan keluarga Besar Saya berkumpul disalah satu rumah saudara Saya (hanya berjarak +/- 3 km dari rumah Kami) , sebagai tradisi lebaran yang biasa juga Kami lakukan sebelum Corona mewabah, tetap dengan pertimbangan memiliki bayi yang rentan terhadap penyakit, Kami menolaknya. Alhamdulillah walaupun Kami menangkap rasa kecewa didalam penerimaan mereka, akhirnya mereka menghargai keputusan Kami.

Satu-satunya silaturahmi physical yang kami lakukan adalah kerumah kakak perempuan Saya yang hanya berjarak 2 rumah, itulah pertama kali nya Kami keluar rumah bersama anak-anak setelah hampir 2 bulan lebih, itupun dengan standard SOP Covid-19, memakai masker, physical distance dan membawa senjata ampuh, hand sanitizer.

Selebihnya, semua silaturahmi kami lakukan virtual dengan menggunakan video call, media social, dan percakapan pribadi dengan berbagai aplikasi chatting.

Ada beberapa catatan hikmah yang Kami rasakan saat lebaran kali ini, (tidak mudik, tidak silaturahmi physical, tidak menerima tamu dan melakukan silaturahmi virtual), diantaranya 

1.Lebaran terasa lebih intim bersama keluarga


Karena semua yang hadir, datang dan menikmati hidangan adalah betul-betul hanya keluarga inti saja.Kedekatan antar anggota keluarga dan kesakralan Idul Fitri sangat terasa.

2.Fokus Utama Idul Fitri adalah untuk keluarga. 


Apabila selama ini setiap lebaran yang kami pikirkan adalah kue apa yang harus disuguhkan ketika tamu datang, maka di lebaran kali ini yang terpikirkan adalah makanan apa yang akan dihidangkan kepada Suami dan anak-anak serta keluarga inti yang lain. Fokusnya beralih, mungkin inilah cara Allah Subhanahu Wata'Ala agar kita lebih dulu mengutamakan keluarga barulah orang lain.

3.Cara baru berhemat saat lebaran. 


Jika selama ini lebaran identik dengan sesuatu yang glamor, cenderung banyak terjadi pemborosan dan membeli banyak barang baru agar terlihat cantik ketika tamu datang.Namun tidak terjadi di lebaran kali ini, kami bahkan hanya menghias ala kadarnya di area ruang tamu, dan lebih membuat semarak di ruang keluarga.

4.Allah mengajarkan untuk lebih menghargai diri sendiri selepas Ramadhan. 


Kita berhak mendapat penghargaan sebagai apresiasi telah berhasil melewati penggemblengan diri selama sebulan di Ramadhan. Bagian ini, bahkan sering terlupa dimomen lebaran, bahkan dulu kami biasanya membeli kue yang terbaik untuk di berikan kepada tamu, dan memakan seadanya bagi diri sendiri, dengan alasan ingin memuliakan tamu. Tetapi, dilebaran kali ini Kita lah tamu dirumah Kita sendiri, maka Kita berhak mendapat bagian yang terbaik itu.

Demikian lah, saat ini dunia termasuk Indonesia, mendapatkan sebuah tradisi baru dalam sejarah bersilaturahmi di lebaran Idul fitri 1441H dengan  Silaturahmi virtual, tanpa mengurangi hormat, rasa cinta serta kesucian Syawal, Insya Allah kita semua sudah kembali Fitri aamiin Allahumma aamiiin.

Selamat lebaran, selamat bersilaturahmi
tetap waspada dan tetap dirumah.


Salam Sayang,
Mom Queen

Referens :
https://lawancorona.batam.go.id/
Phai Yunita S Wijaya
Hi Im Yunniew, ibu dengan 3 orang anak yang memiliki hobby menulis dan literasi. Marriage and parenting enthusiast, Womanpreneur dan Consultant franchise Laundry and minimarket, ibu pembelajar, dan tukang review produk temen :)

Related Posts

26 comments

  1. Masyaallah..orang tua saya juga lagi dinas di batam mba dari sini saya hanya bisa video call-an :"

    ReplyDelete
  2. Hiks pdhl dekat yaah😔smg new normal benar2 membawa harapan

    ReplyDelete
  3. Samaaa, disaat ada keluarga yg masih memilih silahturahim langsung, aku tetap No. Bahkan egois tidak bertemu orangtua demi melindungi mereka hiks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan egois, tapi ikhtiar menjaga amanah Allah mb❤️

      Delete
  4. Semoga Allah ridhoi setiap ikhtiar qta...aamiin insyaaAllah

    ReplyDelete
  5. Iya betul juga ya mba, ga sadar jdi lebih hemat ga ada ongkos mudik 😁

    ReplyDelete
  6. Selamat lebaran juga Mba, makasih sharingnya Mba 😊

    ReplyDelete
  7. Aamiin...
    Selamat lebaran mbak....

    ReplyDelete
  8. alhamdulillah, meski ada rasa sedih, aku tetep di rumah, daaaan emang bener ngabisin kue kue yang biasanya buat tamu 😅😁

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah ya mba Masi Ada sisi positifnya.. semoga pandemi ini cepat berlalu

    ReplyDelete
  10. Masya Allah. Memang selalu ada hikmah di setiap ujianNya. Tetap semangat. Saya punya sahabat di Kepri. Semoga suatu saat bisa ke sana. Aamiin

    ReplyDelete
  11. Memanh selalu ada hikmah ya mba, semoga wabah ini segera diangkat. Aamiiin

    ReplyDelete
  12. Point no 3 cukup terasa Mba, karena kita rasanya menjadi lebih sadar utk tidak hidup berlebih2an.. Alhamdulillah, selalu ada hikmah pada setiap kejadian..

    ReplyDelete
  13. Wa'alaikumsalam... Aamiin Allahumma Aamiin ❤️

    ReplyDelete

Post a Comment