header

Mengapa Cek Darah Rutin Penting Bagi Ibu Hamil? Berikut Alasannya

Konten [Tampil]

Hari ini Kamis (18/02) jam 08.20 WIB aku dan anak pertama ku pergi ke UPT Puskesmas yang berada di kawasan kelurahan tempat tinggalku. Tujuanku kemari adalah untuk melakukan pemeriksaan darah rutin bagi ibu hamil. Pemeriksaan darah ini wajib sebagai lanjutan dari pemeriksaan kehamilan rutin. Pemeriksaan darah yang disarankan bagi ibu hamil meliputi pemeriksaan gula darah sewaktu/Glukosa Sewaktu (GDS), tes kadar Hemoglobin (HgB), Hepatitis, Sifilis dan HIV.  Biasanya klinik atau fasilitas kesehatan (faskes) tingkat I akan memberikan rujukan agar melakukan serangkaian tes darah lengkap ini sebelum melahirkan. Aku sendiri disarankan untuk melakukan test darah ini diusia kehamilan 35 minggu.

Mengapa Cek Darah Rutin Penting Bagi Ibu Hamil? Berikut Alasannya

Sebelumnya aku sempat bertanya, mengapa harus melakukan tes darah ini. Dokter yang berjaga mengatakan tujuannya untuk menjaga kesehatan ibu, bayi dan juga tenaga medis yang akan membantu persalinan nanti. Jadi intinya sama-sama saling menjaga kesehatan pasien dan tim medis nantinya. Serangkaian tes darah lengkap memang sangat disarankan pada ibu hamil. Manfaatnya sangat besar terutama dari segi kesehatan ibu dan bayi. Berikut manfaat cek darah rutin bagi ibu hamil yang kurangkum dari penjelasan dokter kandungan dan beberapa referensi yang kubaca.

Baca juga : Buah yang baik di konsumsi saat hamil

1. Tes darah lengkap

Tes darah lengkap ini berfungsi untuk mengetahui jumlah kadar hemoglobin (HB) dan sel darah putih pada si ibu. Hasilnya nanti bisa disimpulkan apakah ibu hamil mengalami anemia atau tidak selama masa kehamilan. Anemia pada ibu hamil memiliki beberapa resiko pada bayi yang akan dilahirkan diantaranya :

▪️ Pertumbuhan bayi dalam rahim terhambat.

▪️ Rentan terjadinya Ketuban pecah dini (KPD).

▪️ Bayi lahir secara prematur atau Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR).

▪️ Bayi bisa terkena anemia.

▪️ Terjadi gangguan tumbuh kembang pada masa anak-anak.

▪️ Perawatan pasca persalinan menjadi lebih lama dan meningkatkan risiko terjadinya depresi pasca melahirkan.

▪️ Apabila terjadi defisiensi asam folat, kehamilan dengan anemia dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan kecacatan, misalnya kecacatan saraf tulang belakang atau otak.

2. Tes Gula Darah/Glukosa Sewaktu (GDS)

Tes gula darah ini berfungsi untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita penyakit diabetes atau tidak. Tes ini sangat disarankan pada ibu hamil yang memiliki kelebihan berat badan (obesitas) atau pernah melahirkan bayi dengan berat diatas 4,5 kg.

3. Tes HIV

Meski ibu hamil merasa tidak pernah melakukan seks bebas atau penyalahgunaan narkoba dan sejenisnya, namun kita tidak pernah tahu akan datangnya suatu penyakit berbahaya bisa darimana saja. Pendeteksian dini pada masa kehamilan tentang penyakit HIV ini akan menurunkan resiko penularan pada bayi dan juga tenaga medis yang menolong persalinan nantinya.

4. Tes Rubella (Campak Jerman)

Pun begitu dengan adanya pengecekan rubella atau lebih dikenal dengan nama penyakit Campak Jerman. Meski aku tidak menjalani tes Rubella, ada beberapa indikasi yang mengharuskan ibu hamil menjalani tes ini. Misalnya pada kehamilan sebelumnya bayi lahir cacat bawaan atau atas saran dokter kandungan. Penyakit Rubella pada ibu hamil bisa mengakibatkan masalah serius pada janin seperti bayi lahir dengan cacat syaraf, keguguran, bahkan bayi lahir dalam kondisi meninggal (stillbirth). Penting untuk diketahui apakah ibu hamil memiliki kekebalan tubuh terhadap virus ini atau tidak. Jika belum, maka ibu hamil akan disarankan untuk menghindari kontak langsung dengan penderita rubella.

5. Tes Sifilis

Ibu hamil juga memiliki resiko terkena penyakit sifilis. Deteksi dini apabila ibu hamil menderita penyakit sifilis bisa dilakukan untuk mencegah penularan pada janin. Ibu yang terinfeksi sifilis bisa menularkan pada janin sehingga berakibat fatal seperti bayi lahir dengan cacat berat, bahkan lahir dalam kondisi meninggal. Dokter akan memberikan antibiotik yang aman bagi ibu hamil untuk mengobati dan mencegah penularan pada janin.

6. Tes Hepatitis B 

Tes Hepatitis B ini lagi-lagi salah satu tes yang sangat disarankan oleh dokter kandunganku selama kehamilan. Fungsinya untuk mengetahui apakah ibu hamil memiliki virus hepatitis B atau tidak. Ibu hamil dapat menularkan virus ini pada bayi yang berakibat bayi lahir dalam kondisi penyakit hati yang serius. Apabila ibu hamil terdeteksi menderita penyakit ini maka saat bayi lahir sangat disarankan dilakukan vaksinasi hepatitis B dalam kurun waktu maksimal 12 jam setelah kelahiran agar tidak menderita kerusakan hati.

Setelah mendapat penjelasan panjang lebar mengenai serangkaian tes ini. Aku pun  setuju melakukan tes darah ini. Aku kemudian mendapat rujukan dari faskes tingkat I tempat aku biasa memeriksakan kehamilan rutin, jadilah hari ini aku ke UPT Puskesmas di kelurahanku. Saat kehamilan pertama dan kedua aku hanya melakukan test HB saja di klinik swasta tempat aku melahirkan, maka kali ini aku mencoba melakukan pemeriksaan darah lengkap ini ke puskesmas dengan menggunakan jaminan BPJS. Berikut tahapan yang harus  kulalui saat melakukan pemeriksaan darah bagi ibu hamil dengan menggunakan fasilitas BPJS.

Karena ini masih situasi pandemi maka hal pertama yang harus dilakukan saat memasuki kawasan UPT Puskesmas adalah mencuci tangan dengan sabun ataupun menggunakan hand sanitizer ditempat yang telah disediakan. Kemudian aku diarahkan untuk menuju ke bagian screening pendaftaran untuk pengambilan nomor antrian. 

Baca juga : Kriteria memilih provider persalinan  

1. Bagian Screening Pendaftaran

Di bagian ini tertera pengumuman syarat pengobatan di puskesmas ini bagi ibu hamil atau KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) adalah dengan membawa :

▪️ Foto copy KTP

▪️ Foto copy BPJS

▪️ Foto copy KK

Kebetulan aku sudah membawa semua yang di persyaratkan dengan lengkap, jadi tidak perlu lagi keluar untuk fotocopy lagi. Beberapa calon pasien yang antri didepanku harus putar balik karena belum membawa serta syarat yang diharuskan. Setelah menunjukkan semua persyaratan kemudian aku mendapat nomor antrian. Oh ya, semua persyaratan tadi hanya ditunjukkan saja dibagian screening pendaftaran ini bahwa kita sudah memenuhi prosedur untuk bisa ke proses selanjutnya. Antrian aku kebetulan nomor 04 " Alhamdulillah tidak terlalu lama menunggu" pikirku. Kemudian sekitar 20 menit menunggu di ruang tunggu, nomor antrianku pun dipanggil, Aku kemudian lanjut ke bagian pendaftaran.  

2. Bagian Pendaftaran 

Dibagian pendaftaran ini aku menyerahkan persyaratan seperti yang kusebutkan diatas. Setelah di cek, ternyata faskes BPJS aku tidak terdaftar di UPT puskesmas ini, jadi aku terhitung sebagai pasien umum. Karena memang faskes tingkat I BPJS aku bukan di puskesmas ini, melainkan klinik swasta dekat rumah. Prosedur selanjutnya mengisi formulir pendaftaran (diisi oleh petugas puskesmas). Kemudian aku harus membayar biaya pendaftaran sebesar Rp 5,000,- dan diarahkan ke Poli Ibu dengan membawa nomor antrian dan bukti bayar. Poli ibu berada di bagian ujung bangunan puskesmas ini, disana aku kembali mendapat antrian nomor 02. Setelah menunggu sekitar 15 menit namaku akhirnya dipanggil. 

Baca juga : Buah yang baik di konsumsi saat hamil

3. Poli Ibu

Di Poli Ibu petugas puskesmas kembali mendata identitas pasien seputar nama, alamat, nama ibu kandung, umur, jumlah anak, kehamilan ke berapa, golongan darah dan sebagainya sebagai prasyarat kelengkapan data pasien dan pengecekan ke bagian laboratorium. Di Poli Ibu ini juga aku ditanya tentang buku KIA, karena memang dari buku itu di tracking kesehatan ibu hamil ( jadi buku KIA wajib dibawa ya). Setelah petugas selesai mengisi biodataku, aku kemudian disuruh kebagian kasir terlebih dahulu untuk melakukan pembayaran sambil membawa berkas pemeriksaan laboratorium yang kudapat dari bagian Poli Ibu ini. 

4. Pembayaran di Kasir

Sambil membawa berkas dari Poli ibu, aku berlanjut ke bagian pembayaran, disana dijelaskan bahwa ada beberapa pengecekan yang dibiayai oleh pemerintah alias gratis. Tapi untuk pengecekan glukosa (gula darah nuchter) sebanyak 1x pemeriksaan dikenakan biaya sebesar Rp 15,000,- dan pengecekan darah rutin sebanyak 5x @Rp 3,000,- tidak ditanggung alias dibayar secara mandiri. Jadi biaya yang harus aku bayarkan total sebesar Rp 30,000,- untuk semua pemeriksaan ini. Cukup murah jika dibandingkan dengan biaya pengecekan di klinik ku kemarin. Setelah aku selesai melakukan pembayaran kemudian aku diarahkan ke bagian laboratorium dengan membawa bukti bayar dan form pemeriksaan lab tadi. 

Baca juga : Serba-serbi Tradisi Saat hamil dan melahirkan 

5. Pengecekan Laboratorium

Setelah menyerahkan berkas pengecekan lab, aku pun diambil sample darah oleh petugas lab. Kebetulan tidak ada antrian jadi langsung di ambil darah setelah penyerahan berkas lab. Kemudian setelah dilakukan pengambilan darah, aku disuruh menunggu sekitar 1 jam untuk mendapatkan hasil. Jam menunjukkan pukul 09.15 WIB saat aku selesai di ambil darah. Jadi aku menunggu diruang tunggu depan lab puskesmas. Sekitar pukul 10.00 wib namaku dipanggil untuk mengambil hasil pengecekan darah. Hasil pengecekan darah ini kemudian dibawa kembali ke Poli Ibu tadi untuk di analisa oleh Dokter dan Bidan yang bertugas. 

6. Kembali ke Poli Ibu

Aku bergegas ke Poli Ibu untuk menyerahkan hasil pengecekan darah ini. Karena situasi masih pagi jadi tidak ada antrian, aku menyerahkan hasil yang diberikan dari lab tadi. Oleh Dokter dan Bidan yang bertugas dijelaskan bahwa hasil pengecekan darahku semuanya bagus, HB normal 13.7 dengan range nilai 11-16, tes Hepatitis, Sifilis, ataupun HIV juga hasilnya negatif (khan memang baik-baik saja sih hehe). Oleh Dokter yang bertugas aku ditanya tentang vitamin yang ku minum, kujawab semua vitamin dan kalsium yang diresepkan oleh dokter kandungan ku semuanya masih ada. Karena semua vitamin masih ada jadi aku tidak diresepkan vitamin lagi. Dan aku disarankan untuk terus melanjutkan konsumsi dan melaporkan hasil pengecekan darah ini ke klinik tempat aku menerima rujukan. 

Baca juga : Perlengkapan ibu dan bayi baru lahir

Demikianlah sharing pengalaman aku dalam melakukan tes darah rutin (HgB, Sifilis, Hepatitis dan HIV) untuk ibu hamil menjelang melahirkan. Prosedur pemeriksaan ini mungkin akan berbeda di setiap UPT Puskesmas ataupun faskes tertentu, namun yang sama adalah kewajiban dalam melakukan pengecekan darah ini. Semoga ibu hamil bisa melahirkan normal dan melewati masa pemulihan post partum dengan cepat tanpa adanya komplikasi penyakit lain. Semoga bermanfaat.

Salam, 

Mom QueenMQ

#mamincasharing #maminca_cekDarahRutin #CekDarahIbuHamil #yukCekDarah #maminca_resolusi #IbuHamilWajibCekDarah #HamilDanMelahirkan


Phai Yunita S Wijaya
Hi Im Yunniew, ibu dengan 3 orang anak yang memiliki hobby menulis dan literasi. Marriage and parenting enthusiast, Womanpreneur dan Consultant franchise Laundry and minimarket, ibu pembelajar, dan tukang review produk temen :)

Related Posts

14 comments

  1. Aku baru tau info ini mba, jadi belajar banyak dari mba. Sering-sering sharing kaya gini ya mba :)

    ReplyDelete
  2. masyaallah... terima kasih sharing nya mbak.. :)

    ReplyDelete

  3. Nice info...
    Apa dr kandungannya minta di lakukan cek darah atau atas permintaan pasien Mbak?
    sehat2 ya Mbaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dari dokter kandungan mbak, bidan juga menyuarakan untuk cek darah ini

      Delete
  4. Program pemerintah sekarang memang sudah komprehensif. Perhatian kesehatan pada ibu hamil sudah meningkat. Salah satunya dengan program skrining ini. Saya yang bertugas di faskes I, di klinik juga bekerja sama dengan puskemas untuk pemeriksaan ini. Mohon maaf mba sebelumnya HSAG sepertinya bukan singkatan untuk pemeriksaan gula darah sewaktu, pemeriksaa gula darah biasanya disingkat GDS (gula darah sewaktu), GDP (gula darah puasa). Untuk test hepatitis biasanya disingkat dengan pemeriksaan HBsAg. Semoga berkenan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dapat ilmu lgi inshaAllah kalo dikasi Hamil udah punya informasi seperti ini.. Makasih ya Mba. Barakallah.

      Delete
    2. Eh ada bu dokter, Baik terima kasih masukannya, akan diperbaiki. Iya sekarang lebih ketat dlm pengawasan pada bumil, pdhl dulu aku ga gt konsen utk masalah cek darah ini

      Delete
  5. Makin banyak program pemerintah untuk kesehatan ibu hamil dan bayi ya mba. Baru tau juga kalau bumil harus rutin cek darah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Syarat wajib melahirkan dari pemerintah pake cek darah mba

      Delete
  6. Aku jdi kangen pengen jdi bumil lagi nih mom

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bismillah semoga segera terwujud mom Iva.. Biar Azka punya temen😆

      Delete
  7. pas hamil HB ku juga rendah mbak. terus ketuban pecah duluan, anakku lahir di week 35 dengan Bb 2.5kg. Alhamdulillah biidznillah sekarang anaknya udah 4 tahun :')

    ReplyDelete

Post a Comment