header

3 Kiat Sukses Toilet Training Kloset Jongkok

Konten [Tampil]

Hi Moms!
Sudah 2024 nih, bagaimana dengan resolusi tahun lalu? Sebagai ibu rumah tangga yang memiliki anak di atas 18 bulan atau lebih dari 2 tahun, adakah yang memiliki resolusi lulus toilet training? Kalau iya, mari baca tips sukses toilet training kloset jongkok berikut ini.

Toilet training

Keberhasilan toilet training tidak lepas dari persiapan yang matang. Yakinlah bahwa well prepared dapat memberikan hasil mendekati harapan. Yah, minimal nggak banyak drama hehe. Pengalaman saya melakukan toilet training kloset jongkok pada putra bungsu, meminimalkan tantrum emak dan anak. Bagaimana tips toilet training ala Mom Queen? Lets go!

Tips Sukses Toilet Training WC Jongkok


Melakukan toilet training menggunakan kloset jongkok tak sesulit seperti yang saya bayangkan. Hanya karena saya tidak pernah mencoba sebelumnya, membuat saya sedikit agak menunda-nunda di awal. Pertimbangan keamanan menjadi alasan utama saya.

Namun hasilnya justru berbanding terbalik dengan imajinasi saya. Untuk kasus putra saya, waktu yang saya butuhkan jauh lebih singkat dibanding dua anak saya sebelumnya. Ini tips dari saya.

1. Sounding

Sebelum melakukan toilet training, ada baiknya Moms melakukan sounding terlebih dahulu. Baik sounding kepada diri sendiri, pasangan, para kakak, dan tentu saja kepada anak yang bersangkutan. Sounding adalah pemberitahuan secara terbuka kepada semua anggota keluarga agar memberi dukungan dan semangat kepada anak maupun Moms yang terlibat.

Saya melakukan sounding pada putra saya satu atau dua minggu sebelum toilet training dimulai. Hal ini bertujuan agar timbul kepercayaan pada dirinya untuk memulai fase baru dalam kehidupannya.

"Adik sekarang sudah besar, sudah 2 tahun. Nanti kita belajar pipis dan pup di kloset ya."
"Nanti Teteh bantu Adik ke toilet ya." Ujar Tetehnya
"Kalau Uwais mau ke toilet, bilang Cc ya, nanti Cc anterin." Kata si Kakak tengah yang lain dengan semangat.

Dukungan seperti ini bukan hanya menimbulkan semangat bagi anak, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan dalam dirinya bahwa dia akan banyak dibantu oleh para Kakak. Dan off course, ungkapan semangat ini tentu saja merupakan suntikan semangat bagi sang mama dalam membersamai proses ini.

2. Perhatikan Jadwal Menyusu

Jadwal menyusu sangat mempengaruhi keberhasilan toilet training. Di awal, saat memulai toilet training saya mempelajari jadwal menyusu putra saya. Intensitas menyusu sangat berpengaruh pada durasi pipisnya. Saya bahkan memiliki catatan kecil, untuk jadwal anak menyusu dan jadwal dia buang air kecil.

Bagaimana dengan jadwal pup atau BAB? Pada umumnya anak-anak dalam kondisi normal akan buang air besar satu kali sehari. Untuk waktunya biasanya 1-2 jam setelah makan besar. Tetapi kita bisa melihat reaksi anak ketika akan BAB. Anak akan gelisah dan cenderung merasa tak nyaman, saat itulah Moms bisa langsung membawanya ke toilet dan mendudukkannya di kloset.

Tetapi sekali lagi, untuk toilet training kloset jongkok, mohon perhatikan dengan benar masalah keamanan. Jangan sekali-kali meninggalkan anak sendirian di toilet. Harap Moms 'mendampinginya' saat BAB.

Jika ingin mulai melatih kemandiriannya, Moms bisa memberi rasa aman pada anak dengan memberi pegangan di dekat kloset. Saya meletakkan ember berisi air sebagai pegangan anak saat dia melakukan aktivitas toilet training sendiri. Anak saya baru berhasil BAB di kloset duduk setelah dua minggu toilet training.

3. Pertahankan Semangat, Lengkapi Alat

Jika boleh jujur, satu minggu pertama toilet training adalah masa tersulit haha. Untungnya saya di rumah cuma sendiri, maksudnya tidak bersama anggota keluarga lain. Suami bekerja, otomatis saya hanya bersama anak.

Kehadiran orang lain dalam perjalanan toilet training dapat mempengaruhi keberhasilan toilet training. Karena bisa saja mereka malah melemahkan semangat kita untuk terus melatih anak mandiri. 

Ingat Moms, persiapkan alat tempur seperti popok kain atau clodi untuk mengantisipasi kebocoran disana sini. Rasa lelah kadang dapat mengikis semangat ibu melanjutkan toilet training. So, persiapkan alat tempur secara lengkap agar semangat melakukan toilet training tetap terjaga.

Pilih Kloset Duduk atau Kloset Jongkok? 


Moms, melakukan toilet training dengan kloset jongkok memang belum pernah dicontohkan oleh banyak orang, namun sebenarnya menggunakan kloser jongkok jauh lebih cepat keberhasilannya. Entah apa karena anak saya laki-laki ya, sedangkan dua kakak diatasnya adalah perempuan? Entah lah.

Yang pasti, ketika melakukan toilet training pada dua anak perempuan saya sebelumnya satu bulan pertama adalah masa-masa tersulit hehe. Anak-anak saya baru berhasil toilet training di atas satu bulan. Sedangkan pada putra bungsu saya toilet training berlangsung 3 minggu saja dan dia sudah berhasil BAB di kloset.

Kombinasi persiapan dan kemampuan anak mungkin juga berpengaruh. Bukan semata-mata hanya karena klosetnya jongkok atau duduk. Tapi dari segi kenyamanan, saya memang memilih toilet training kloset duduk. Tetapi dari segi kecepatan keberhasilan, kloset jongkok paling ideal. Jadi pilih melakukan toilet training dengan kloset jongkok atau kloset duduk? Pilihan di tangan para Moms sekalian. Selamat mencoba ya.

Salam, 
Mom Queen
Phai Yunita S Wijaya
Hi Im Yunniew, ibu dengan 3 orang anak yang memiliki hobby menulis dan literasi. Marriage and parenting enthusiast, Womanpreneur dan Consultant franchise Laundry and minimarket, ibu pembelajar, dan tukang review produk temen :)

Related Posts

Post a Comment